KOLABORASI PENDIDIKAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA DENGAN PONDOK PESANTREN MAMBAUS SHOLIHIN
KOLABORASI PENDIDIKAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL
ULAMA SURABAYA DENGAN PONDOK PESANTREN MAMBAUS SHOLIHIN
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan
akibat ketidakseimbangan asupan energi (energi intake) dengan energi yang
digunakan (energi expenditure) dalam waktu lama. Obesitas
merupakan masalah yang harus menjadi perhatian pada remaja akhir yang memiliki
berbagai dampak terhadap aspek kesehatan, psikologis dan social, juga menjadi
salah satu prioritas kesehatan masyarakat yang sedang menjadi topik utama
dikarenakan meningkatnya kasus obesitas di Indonesia. Kasus obesitas meningkat
dari tahun ke tahun terutama di pondok pesantren. Pada lingkup
anak remaja khususnya pesantren dapat ditemukan masalah-masalah spesifik yang
berkaitan dengan status gizinya. Kehidupan pesantren memiliki ciri khas yang
mengutamakan kesederhanaan, persamaan, dan kerjasama. Karakteristik ini dapat
menjadi pisau bermata dua dalam hal asupan dan status gizi santri disebabkan
makanan proses makan akan dijalankan dengan prinsip persamaan yaitu sedikit dan
banyak dibagi rata. Selain itu, tinggal terpisah dengan keluarga membuat santri
belum sepenuhnya memperhatikan asupan makannya karena jauh dari pengawasan
orang tua.
Pondok
pesantren merupakan salah satu institusi pendidikan keagamaan Islam tertua di
Indonesia. Karena itu dari sisi historis, pesantren tidak hanya identik dengan
makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia (Kemenkes RI, 2021). Menurut Data
Emis 2015/2016 , jumlah pondok pesantren yang besar dan tersebar di seluruh
provinsi di Indonesia sebanyak 28.984 pondok pesantren dengan jumlah santri
sebanyak 4.290.626. Menurut
Departemen Agama 2016 populasi pondok pesantren terbesar berada di Provinsi
Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten dengan rincian Jawa Barat 7.624
(28,00%), Jawa Timur 6.003 (22,05%), Jawa Tengah 4.276 (15,70%). Mengingat pondok pesantren telah tumbuh dan
berkembang hampir di seluruh daerah, maka diharapkan kegiatan ini dapat
menyebar secara merata di seluruh Indonesia. Pada umumnya santri yang belajar
di pondok pesantren berusia 6 7 antara 7-19 tahun, dan di beberapa pondok
pesantren lainnya menampung santri berusia dewasa. Mengingat pondok pesantren
telah tumbuh dan berkembang hampir di seluruh daerah, maka diharapkan kegiatan
ini dapat menyebar secara merata di seluruh Indonesia. Pada umumnya santri yang
belajar di pondok pesantren berusia 6 7 antara 7-19 tahun. Masalah gizi
pada remaja dapat terjadi pada berbagai Lembaga pendidikan, termasuk pesantren.
Pada lingkup anak remaja khususnya pesantren dapat ditemukan masalah-masalah
spesifik yang berkaitan dengan status gizinya obesitas juga terjadi pada
anak-anak dan remaja. Pada remaja kejadian kegemukan dan obesitas merupakan
masalah yang serius karena jika tidak ditangani akan berlanjut hingga dewasa. Berdasarkan
hasil analisis situasi di Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, terdapat
banyak santri yang tidak memahami mengenai obesitas, dan gizi seimbang sehingga
mereka mengonsumsi makanan tinggi kalori disertai gula, garam, dan lemak, yang
akan menjadi salah satu penyebab penumpukan lemak tubuh yang berakhir pada
kegemukan dan obesitas.
Obesitas
pada remaja disebabkan oleh banyak faktor, beberapa diantaranya adalah
aktivitas fisik yang rendah, ketidakseimbangan pola makan, kelebihan, konsumsi
fast food, riwayat obesitas dari orang tua, serta kebiasaan melewatkan sarapan.
Hal itu juga sejalan dengan penelitian lain bahwa pola dan kebiasaan makan
seperti seringnya makan camilan, konsumsi makanan dan minuman berpemanis, dan
kebiasaan makan di luar juga dapat menjadi penyebab obesitas pada anak dan
remaja.
Edukasi bahaya serta pencegahan kegemukan dan
obesitas kepada remaja dengan gizi seimbang menggunakan media leaflet, poster
dan power point. Edukasi dilakukan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan remaja
terkait pola makan yang benar dan sehat serta aktivitas fisik untuk mencegah
kegemukan dan obesitas disertai dengan praktek aktivitas fisik dan perhitungan
indeks massa tubuh (IMT). Melalui kegiatan edukasi diharapkan remaja dapat
menerapkan pengetahuan yang didapat serta menginfokan kepada teman sebaya agar
dapat mencegah kegemukan sedini mungkin.
Nama : Ramadhani Dewi Syaa'dha
Prodi : S1 Keperawatan
NIM : 1130023147
Link Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Komentar
Posting Komentar